
Gerakan Orang Tua Asuh, Guru SMAN 1 Montong Biayai siswa kurang mampu
SMAN 1 Montong | Setiap sekolah memiliki persoalan yang patut menjadi perhatian disetiap semesternya. Salah satu persoalan yang wajib menjadi perhatian adalah adanya siswa puts sekolah. Tentu hal ini harus dicarikan solusinya. Apa penyebab mereka putus sekolah?, Apa tindakan sekolah dalam kasus ini?. Tentu pertanyaan ini akan bergulir dimasyarakat dan sekolah menjadi salah satu tersangka penyebab masalah tersebut.
Sekolah mencari penyebab siswa memutuskan untuk berhenti sekolah. Tindakan ini kemudian menjadi alat untuk melakukan evaluasi, apakah sekolah tidak memfasilitasi anak-anak yang mengalami persoalan. Wali kelas dan guru BK membuat formula penanganan masalah ini. Wali Kelas dan guru BK melakukan kunjungan rumah. Kemudian melakukan wawancara dengan orang tua, bagaimana kondisi rumah saat siswa tinggal dengan orang tua.
Persoalan yang dihadapi karena diantara siswa tersebut Yatim Piatu, ada yang tinggal hanya dengan neneknya, ada juga yang tinggal berdua dengan adiknya karena ibunya meninggal, ayahnya sedang sakit. dan lain sebagainya.
Maka guru-guru di SMAN 1 Montong melakukan gerakan orang tua asuh. Orang
tua asuh adalah mereka yang dengan suka rela menyediakan bantuan pendidikan
kepada anak-anak sekolah dari keluarga miskin agar mereka dapat meneruskan
pendidikan formalnya. Siapa saja, baik perorangan, berkelompok atau
perusahaan/korporasi, dapat menjadi orang tua asuh.
Gerakan ini membuat Adi Prayitno, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro beserta staf tergerak untuk berpartisipasi menjadi orang tua asuh. Pak Kacab, memiliki 2 siswa asuh di SMAN 1 Montong. Disusul dengan Pak Maskun, Kasi SMA/PK-PLK yang juga memiliki jumlah anak asuh yang sama.
Evi Aviyah, Kepala SMAN 1 Montong turut menyerahkan dan mendampingi Pejabat Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro-Tuban saat berkunjung kerumah anak asuhnya tersebut. [*]