
Double Track SMAN 1 Montong Tampil Eksis di Workshop Sinergi Pendidikan: UMKM Sekolah Jadi Ujung Tombak Kemandirian Daerah
Bojonegoro, (12/6) – Komitmen memperkuat sinergi antara dunia pendidikan dan pengembangan ekonomi lokal semakin nyata dengan terselenggaranya Workshop Sinergi Pendidikan bertajuk “Membangun Kewirausahaan dan UMKM Menuju Bojonegoro-Tuban Mandiri dan Sejahtera”, Kamis (12/6), di GOR Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Bojonegoro-Tuban ini menghadirkan berbagai pihak dari pemerintah daerah, dunia pendidikan, hingga pelaku UMKM. Salah satu sekolah yang turut mencuri perhatian dalam kegiatan ini adalah SMAN 1 Montong, Kabupaten Tuban.
Melalui program Double Track, SMAN 1 Montong menampilkan produk-produk unggulan siswa dalam pameran UMKM sekolah yang menjadi bagian dari rangkaian workshop. Produk-produk tersebut tidak hanya mencerminkan kreativitas peserta didik, tetapi juga menjadi bukti nyata implementasi pendidikan berbasis keterampilan.
Kepala SMAN 1 Montong, Evi Aviyah, menyampaikan rasa syukur dan bangga atas kesempatan yang diberikan kepada sekolahnya untuk tampil di forum strategis tersebut.
“Alhamdulillah, Double Track SMAN 1 Montong eksis dalam pameran di Dolokgede dan bisa berpose dengan Bapak Kepala Dinas Pendidikan, Bapak Bupati Bojonegoro, dan Bapak Kepala Bakorwil Wilayah Bojonegoro,” ungkapnya antusias.
Partisipasi SMAN 1 Montong dalam ajang ini tidak hanya sekadar memamerkan produk, tetapi juga menunjukkan semangat dan kemampuan siswa dalam menjalankan usaha secara mandiri. Program Double Track yang diadopsi sekolah ini telah membekali siswa dengan keterampilan tambahan di luar akademik, seperti tata boga, kerajinan tangan, hingga usaha digital yang terus dikembangkan.
Workshop ini sendiri dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, yang menekankan pentingnya sinergi antara sekolah dan pemerintah daerah untuk menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan produktif.
“Kita perlu pembelajaran yang aplikatif. SMK dan SMA harus jadi penggerak kemandirian ekonomi melalui kewirausahaan dan digitalisasi,” tegas Aries.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menegaskan bahwa daerah harus bersiap mengurangi ketergantungan pada sektor migas dan mulai membangun ekonomi berbasis rakyat, salah satunya melalui UMKM sekolah.
Kepala Bakorwil Bojonegoro, Agung Subagyo, juga mendukung penuh penguatan program ini lewat Millenial Jobs Center dan fasilitas East Java Super Corridor (EJSC) di wilayah Bojonegoro.
Partisipasi aktif SMAN 1 Montong menjadi salah satu contoh keberhasilan sekolah menengah dalam mengembangkan potensi siswa di luar ruang kelas. Dengan menggandeng program Double Track, sekolah ini menjadi pionir dalam membangun jiwa kewirausahaan generasi muda yang adaptif terhadap tantangan zaman.
Sebagai bagian dari workshop, SMAN 1 Montong juga menyaksikan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Yayasan Gaeni Moentari Nusantara dan enam sekolah dari Bojonegoro-Tuban, sebagai langkah konkret memperkuat kemitraan dunia pendidikan dengan pelaku usaha dan industri.
Kegiatan ini ditutup dengan sesi pemaparan oleh narasumber nasional, Gatot Hari Priowirjanto, yang membahas pentingnya inovasi, penguasaan teknologi, dan semangat lokal dalam membangun ekosistem kewirausahaan di sekolah.
Dengan semangat kolaboratif ini, SMAN 1 Montong menunjukkan bahwa sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga wadah lahirnya pelaku ekonomi masa depan yang tangguh dan kreatif.[js]